• Kajian Ihya 'Ulumiddin
  • Download Kitab Klasik
  • Lirik & Download Lagu Hadrah Albanjari
  • Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad

MENGUAK MISTERI كبيكج [KABIKAJ]

pokkrembung



Coretan Tentang Tulisan بكيكج بكيكج بكيكج Yang Sering Kita Jumpai di Kitab-kitab Santri di Pondok Pesantren

Tulisan (بكيكج) adalah sebuah kata yang memiliki daya mistis untuk menghilangkan rayap,

khususnya di dalam sebuah kitab yang sering menjadi sasaran dan perhatian penuh oleh para santri

Begitu khawatirnya seorang santri terhadap kitab-kitabnya, maka wajarlah kata tersebut dijadikan tulisan yang mujarab untuk menghilangkan serangan rayap oleh para santri.

Mengenahi kata tersebut, sering kita jumpai di halaman depan sebuah kitab, yang memang diakui kebenarannya jika sebuah kitab sudah dituliskan lafadz tersebut tidak akan dimakan oleh rayap. Keyakinan para santri ini, berangkat dari sebuah sejarah dari generasi ke genarasi yang begitu diyakini dan tidak diragukan kebenaranya oleh para santri.

Persepsi kaum santri akan keunikan yang ada dalam tulisan بكيكج ini memang tidak diragukan lagi kegunaan dan manfaatnya. Hanya saja, terdapat kesalahan dalam penulisan jika dilihat dari sudut pandang bahasa Suryani. Yang SEBENARNYA DITULIS seperti ini: *{ كبيكج }*, malah di pindah Kaf yang pertama kepada setelah huruf ba. Sehingga, berbunyi بكيكج. Namun, tidak jarang juga dijumpai para santri menuliskan kata tersebut dengan tulisam yang benar.

Kata ini berasal dari bahasa Suryani, yang berbunyi كبيكج. Kata كبيكج ini memiliki arti yang sangat erat hubunganya dengan apa yang di jadikan mitos mistis oleh kaum santri ( KATA كبيكج INI MEMILIKI ARTI *“TUMBUHAN YANG TIDAK DISUKAI OLEH SERANGGA” )*. Maka tidak salah bagi kaum santri yang mempercayai hal tersebut sebagai tulisan yang memiliki daya kekuatan untuk mengusir rayap dari kitab-kitab mereka, atau dalam istilah para santri
*“JIMAT ANTI RAYAP”*.

Jadi, makna yang tertulis dalam sebuah tulisan tersebut adalah serangga yang takut untuk menghampiri sebuah pohon. Dan pohon itu sendiri di namakan *pohon kabikaji*. Mungkin ini juga yang dalam kaidah fiqhinya disebut dengan “الإشارة تقوم مقام العبارة” { Isyarat atau simbol merupakan ungkapan kata-kata yang penuh makna yang tersirat }.

NB: *Bahasa Suryani* adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Aram dan digunakan hingga pada masa Masehi. Sedangkan bangsa Aram sendiri adalah tetesan langsung dari keturunan Nabi Nuh as yaitu, Aram Bin Sa’am Bin Nuh as. Dan bangsa ini juga menempati suatu Negeri yang dinamakan dengan negri Aram. Negeri ini kini diketahui meliputi daerah Syam dan Irak. [Syekh Ahmad Muhammad Ali al-jamal, “al-Qur’an Wa Lughat al-Suryaniyah”, Majalah Universitas al-Azhar, 2007, hlm, 15]

Bahasa ini, digunakan luas di negri Aram dan kemudian menyebar ke negeri-negeri kecil sekitar Asia dan Armenia, kemudian bahasa ini sampai ke Negeri China dan India. Bahkan bangsa Yahudi pun pernah mengutamakan bahasa ini dari pada bahasa Ibrani. Dengan bahasa ini, mereka (Yahudi) mengarang sebagian kitab-kitab mereka. Bahkan, konon al-Masih sendiri berbicara dengan bahasa ini kepada murid-muridnya. [Samir Abduh, “ al-Suryan qodiman Wa Haditsan”, hlm, 25]

Catatan:

BILA ADA REFERENSI LAIN, MONGGO BERBAGI TERIMA KASIH BANYAK.


Sumber :

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2161587863899596&id=100001452105829
READ MORE - MENGUAK MISTERI كبيكج [KABIKAJ]

KEISTIMEWAAN MAULID ADH-DHIYAUL LAMI'

pokkrembung.com



Adh-Dhiyaul Lami' artinya cahaya yang terang-benderang, merupakan kitab Maulid yang dikarang oleh al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz pada tahun 1994 di Kota Syihr dekat Mukalla, Yaman

Habib Umar bin Hafidz malam itu memanggil seorang muridnya yang penulis lalu berkata: “Bawakan kertas, tulislah”. Kemudian beliau berucap, melantunkan Maulid adh-Dhiyaul Lami' ini mulai tengah malam. Dan sekitar sepertiga malam terakir seluruh kitab Maulid adh-Dhiyaul Lami’ sudah selesai

Habib Umar bin Hafidz (Guru Mulia) punya keahlian bahasa yang dipadu dengan kekuatan ruh di dalam makrifah dan kedalaman ilmu syariah serta hadits yang beliau miliki. Dari ribuan syair yang ditulis oleh Habib Umar bin Hafidz Maulid adh-Dhiyaul Lami' adalah satu diantaranya.

Guru Mulia mampu menuliskan dengan penuh hampir seluruh dari sejarah Rasulullah Saw. Mulai dari masa lahir, tanggal lahir, bulan, tahun, jumlah peperangan, perjuangan di Mekkah, perjuangan di Madinah, usia, jumlah Ahlul Badr yang wafat, tahun Perang Badr, tanggal, bulan, hingga ratusan sejarah lain yang terjadi di masa Rasulullah Saw

Semua ini termuat di dalam kitab Maulid adh-Dhiyaul Lami’ dengan kodetifikasi-kodetifikasi yang mungkin belum kita pahami. Hal ini dalam kekeramatan auliya disebut "warad". Semacam ilham tapi dari keahlian manusia yang dipadu Allah, disebut juga ladunni.

Hal inilah yang membuat Maulid adh-Dhiyaul Lami' sangat mulia karena angka-angkanya pun menuliskan sejarah Nabi Saw

Semisal bait-bait shalawat pembukanya berjumlah 12, melambangkan kelahiran Nabi Saw. yang lahir tanggal 12 Rabi'ul Awal. Lalu pasal pertamanya dipadu dari 3 surah, yaitu al-Fath, at-Taubah dan al-Ahzab. Tiga surah ini melambangkan kelahiran Nabi Saw. adalah pada bulan ke-3, yaitu Rabi'ul Awal. Dan bila dihitung baitnya dari pasal pertama sampai Mahallul Qiyam jumlahnya 63, melambangkan usia Nabi Muhammad Saw

Ruh Rasulullah Saw. tak pernah tidak hadir dalam majelis Maulid adh-Dhiyaul Lami’. Banyak para jamaah bermimpi melihat Ahlul Badr, Ahlul Uhud, para wali masa lalu, bahkan para nabi hadir di majelis Maulid adh-Dhiyaul Lami’. Dan Ruh Rasulullah Saw. sudah ada sebelum satu orang pun sampai, dan tidak keluar sebelum tak tersisa satu orang pun

Ketika Habib Mundzir al-Musawa sudah lama bertahun-tahun tidak jumpa dengan Habib Zein bin Smith Madinah, karena beberapa kali beliau ke Indonesia saya tak sempat jumpa, maka ketika jumpa saya tertunduk-tunduk mencium tangan beliau. Maka Habib Zein dengan santainya berkata: “Ahlan wahai Mundzir...”

Habib Mundzir bertanya:
“Wahai Habibana Zein, bagaimana Habib masih kenal nama saya padahal saya lama tak jumpa Habibana?”

“Bagaimana aku lupa namamu? Engkau tiap malam ada di hadirat Rasulullah Saw.” Jawab Habib Zein kemudian.

Hampir jatuh pingsan Habib Mundzir mendengar ucapan itu, dan Habib Zein dengan santainya pergi begitu saja menghadapi tamu-tamu lain.

Pernah seorang terpercaya bertanya saat di Madinah kepada Habib Umar bin Hafidz, “Wahai Guru Mulia, kapan Madinah ini akan membaca Maulid besar-besaran?"

Habib Umar bin Hafidz menjawab, “Aku dan Engkau akan hidup saat pembacaan Maulid Agung di Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsa"

klik disini untuk mendownload versi pdf nya.
READ MORE - KEISTIMEWAAN MAULID ADH-DHIYAUL LAMI'

RIWAYAT PENDEK PENGHANCURAN NU



Oleh: Kiai Dasuki As

JUJUR saya senang melihat orang-orang kelojotan atas pernyataan Prof Dr KH Said Aqil Siroj. Warga NU yang “agak” normatif mungkin mengerutkan dahi merasa bahwa pernyataan “menguasai masjid-masjid, KUA- KUA dan lainnya” tidak elok untuk didengar ormas lain.
Namun seandainya sedikit saja kita menengok ke belakang dan melihat serangan bertubi-tubi terhadap NU, kita akan sadar bahwa pemimpin NU memang sudah waktunya memberi peringatan keras.
Tahun 2009 dilaporkan penelitian Wahid & Maarif Institute bahwa; ribuan mesjid NU dan Muhammadiyah telah berhasil dikuasai oleh kelompok “asing”. Mengambil alih mesjid, mengganti imam dan yang paling mengerikan mengatur tema ceramah. Menyalahkan bacaan dzikir yang sudah ada dan membid’ahkan semuanya. Mereka sudah masuk dalam rohis sekolah, mushola-mushola kampus, keagamaan lembaga pemerintah bahkan mensosialisasikan tahlilan sebagai bid’ah ke kampung-kampung. Masif dan terencana. Penyusupan ini sudah dilakukan sejak tahun 1980, dengan menghabiskan biaya mencapai USD 90 Milyar. Tahun 2006, masuk proposal resmi untuk melakukan ‘bantuan’ kepada pemerintah sebesar USD 500 Dollar untuk tujuan yang sama(Team, 2009). Beruntung proposal tersebut ditolak.
Kekhawatiran itu bukan hanya milik NU, bahkan muhammadiyah PERNAH secara tegas mengeluarkan surat keputusan agar melarang INFILTRASI PKS dalam tubuh organisasi (lihat, SKPP Muhammadiyah No.149/KEP/I.0/B/2006) . Terlambat, muhammadiyah tidak memiliki akar budaya khas yang sulit dirubah seperti NU yang kokoh. Adakalanya tradisi mengalahkan Dollar. Meskipun serangan bertubi-tubi pada NU melahirkan “NU Garis Lurus” yang seperti singa di sosial media. Tentu cukup NU garis lucu untuk membuat mereka imut kembali. Jelang Buya Safii Maarif turun jabatan, Muhamaddiyah terPkskan. Namun kerugian atas infiltrasi ideologi semacam ini telah menimbulkan retakan-retakan.
Saya tak heran kalau kemudian Din Syamsudin langsung memberi statemen atas pernyataan ketua PBNU, Kyai Said Aqil Siroj pada acara muslimat NU lalu (27/1/2019). Pekerjaan responsif terhadap NU adalah nostalgia bagi beliau. Tahun 2001 menjelang penggulingan Gusdur, Din S memiliki peran besar dalam menyuarakan isu “AJINOMOTO” mengandung babi untuk mendeligitimasi gusdur sebagai “orang islam” (Kobayashi, 2002). Kejam bukan?
Beberapa tahun belakangan ketika NU belum memiliki media online yang mapan, sudah ada web bernama YukKenalNU. Dengan rencana yang matang dan terstruktur web tersebut khusus untuk memfitnah NU. Warna template berwarna hijau dan pada huruf NU dibuat berwarna pelangi. Dengan maksud mengasosiasikan NU sebagai pendukung LGBT. Laman tersebut memuat Semua tradisi NU: kemudian dievaluasi, dikategorikan bid’ah hingga dituduh syiah.
Sudah cukup? Belum!
Setelah kasus pembakaran bendera HTI di Jawa Barat, dilaporkan setelah pembakaran bendera HTI, video tentang pembakaran tersebut masuk melalui 80 akun yutube berbeda dalam jangka kurang dari 1 jam! Hebatnya, video ini disertai berbagai narasi berbeda dengan tujuan yang sama, mendeligitimasi Banser, pemimpinnya, hingga pucuk pimpinan PBNU dan kemudian menghancurkan citra NU sebagai Ormas Islam terbesar di planet bumi.
Cukup? Belum!
Silahkan anda ketik nama “Said Aqil Siroj” di youtube, yang muncul adalah Said aqil Syiah, Said Aqil liberal, Said Aqil Jenggot dan lainnya. Lalu anda putar secara bebas. Anda akan melihat video propaganda yang sudah dipotong, diberi nama, diberi efek dan kesan jelek. Mau contoh?
Ketika KYAI SAID (KETUM PBNU) melontarkan pernyataan tentang “jenggot” hampir dipastikan video yang muncul teratas di youtube itu dipotong sedemikian rupa, lalu di”cut” dan diteruskan dengan video ceramah ustad-ustad jenggot yang baru saja memulai karir dengan “menggunakan” hadits.
Anda bayangkan, penonton video ditampilkan dua rekaman berbeda seakan-akan KYAI SAID (KETUM PBNU) sedang dihakimi oleh ustad newbie tersebut. Lalu kemudian ustad anyar tersebut memaki-maki dan menjatuhkan “salah!” “Dosa!” “Bid’ah” kepada beliau. Lalu video 5 menit itu selesai, seakan-akan KYAI SAID (KETUM PBNU) berhasil dihakimi. Berani bertemu? TIDAK!
Setelah itu tampilah ustad itu “seakan-akan berhasil mengkritik KYAI SAID (KETUM PBNU)” yang belum pernah ia temui. Maka wajar kalau dalam setiap ceramah KYAI SAID (KETUM PBNU) selalu mengatakan ia terbuka untuk kritik, kantor PBNU terbuka. Karena sangat jarang ada yang berani mendebatnya. Kecuali kalangan NU sendiri yang terbiasa tabayyun.
Ini baru satu video, sedangkan dalam 1 isu saja tentang pernyataan KYAI SAID (KETUM PBNU), bisa menampilkan hingga 20-40 video. Pertanyaannya, jenis makhluk apakah orang-orang yang melakukan editing video seperti ini? Apa mereka mengangap fitnah terencana ini sebagai jihad? maukah mereka diuji secara terbuka dan ilmiah?
Anda bayangkan, seorang Felix siau yang tidak pernah diuji secara ilmiah dan akademis pengetahuannya tentang Timur Tengah mengklaim sebagai orang yang paling tahu tentang Turki Utsmani cukup dengan membuat NOVEL tentang ‘Muhammad Al-Fatih’(dan liburan ke Turki beberapa kali)--mempermalukan puluhan lulusan Jurusan Timur Tengah dalam negeri yang bertahun-tahun berdarah-darah membuat skripsi-thesis-disertasi. Jangan bandingkan dengan Disertasi Kyai Said yang dipuji Gusdur karena memakai 1000 referensi teruji.
Kita boleh jujur, bahwa kadangkala yang melakukan semua ini adalah orang Islam sendiri. Orang yang mengaku paling Islami namun mereka adalah Orang yang tidak betah hidup di negeri Pancasila. Mereka anti pada banyak hal. Sehingga akan mudah berseteru dengan kelompok sendiri. Itulah yang membuat Timur Tengah retak-retak tanpa jiwa kebangsaan yang kokoh.
Gayung bersambut, pemerintahan Jokowi memiliki kekhawatiran bersama bahwa pihak-pihak yang menggerogoti NU dari dalam adalah sel-sel yang akan menjadi penghancur konsep negara-bangsa. Hal ini sangat mengancam ideologi Negara. Tak ada pilihan. 10 tahun pemerintahan SBY tak pernah sedikitpun mampu membubarkan HTI secara nyata dan terbuka. Padahal kampanye HTI dalam menolak ideologi Negara begitu gencar dan terbuka (deklarasi khilafah di GBK!). Hanya di pemerintahan Jokowi, mampu segera membubarkan Organsasi transnasional tersebut. Dalam hal ini pemerintah telah menunjukan komitmen yang jelas atas kelompok-kelompok anti-kebangsaan. NU melihat hal tersebut sebagai komitmen yang nyata.
Sebenarnya NU adalah wajah Islam Indonesia sendiri, dan mencoba mempertahankan apa yang sudah diajarkan para ulama, yang ajaran tersebut bisa ditarik tanpa putus hingga pada Nabi Muhammad Saw. Sementara para veteran konflik Timur Tengah mencoba menghancurkan keharmonisan ulama Islam di Indonesia dengan wajah islami. Memang dibutuhkan kekuataan intelektual yang teruji untuk mengenali infiltrasi mereka yang rajin mengimpor konflik dan mengobral kebencian. Momentum Pilpres adalah saat yang paling tepat untuk menentukan keberpihakan antara pihak yang membela kebangsaan dan para kontraktor konflik.
Namun, mesin hoak telah disebar merusak tatanan keluarga dan membinasakan kebudayaan negri loh jinawi. Mereka bersepakat berkumpul dikubu Prabowo. PKS, eks-HTI, FPI, dan para alumni non-universitas. Tak lupa Amin Rais, tokoh sentral ketua MPR yang menjatuhkan Gusdur melalui isu bulogate dan bruneigate, tanpa PEMBUKTIAN dan tanpa peradilan. Kubu sebelah sudah mempersiapkan kekalahan mereka dengan menebar isu KPU curang guna mempersiapkan kondisi kacau setelah Pilpres, memelihara kelompok anti-kebangsaan, memasukan Rocky Gerung kedalam masjid, semuanya halal demi ambisi politik.
HARAPAN
NUonline telah menyalip semua web Islam (garis keras/fundamentalis) dengan rating tertinggi. Para intelektual hijau sudah merapatkan barisan. Akademis NU diberbagai Negara menghimpun keahlian mereka melawan Hoax dengan keilmuan. Berkumpulnya kaum muslimat menghijaukan GBK adalah sinyalemen bahwa NU mulai siap muncul kepermukaan. Cukup Muslimat NU saja untuk membuat ramai suatu kawasan tanpa berebut klaim juta-jutaan.
Kemudian, Harlah NU 31/1/2019 dibuka dengan dengan harapan masa depan. Industri 5.0 dibahas tanpa melupakan UKM lemah ditengah himpitan global (lihat pidato Kyai Said pada Harlah 31/1/2019). Keberpihakan NU cukup jelas pada rakyat jelata. Melihat beban yang di emban NU, jelas NU adalah ormas dengan wawasan Internasional dan menghadapi persoalan-persoalan global. NU Bukan ormas recehan yang memperebutkan jatah sektoral dan mencakar saudara sendiri demi ambisi.
Statemen sudah dibunyikan. NU mulai berhitung. Ketika ambisi Politik menghancurkan hubungan keluarga, ambisi politiknya yang dihancurkan, bukan keluarganya. Komitmen NU dalam mempertahankan nilai-nilai kebangsaan jelas merupakan keberpihakan terhadap keluarga besar Bangsa Indonesia. Semoga kita TIDAK berada pada pihak yang ingin menghancurkannya. Sebagaimana mereka mencobanya jutaan kali.
==========================
Semoga Gusti Allah SWT Senantiasa akan menambahkan keberkahan dan kemanfaatan para Ulama-Ulama NU kepada kita. Dan semoga NU berjaya selamanya hingga ribuan generasi anak cucu kita kelak. Amiiin Yaaa Rabbal 'Alamiiin.


READ MORE - RIWAYAT PENDEK PENGHANCURAN NU

Mukhtashar Al Muzani

Kitab Mukhtashar al-Muzani fi Furu’ al-Syafi’iyyah (مختصر المزني في فروع الشافعية), yang ditulis oleh
Imam Abu Ibrahim, Ismail bin Yahya bin Isma’il al-Mishri al-Muzani  (175-246H), yang terkenal dengan gelaran Imam al-Muzani ini merupakan sebuah kitab rujukan utama dalam Mazhab al-Syafi’i. Secara umumnya jika disebutkan istilah al-Mukhtashar – oleh para ulama mazhab al-Syafi’i, maka yang dimaksudkan adalah kitab Mukhtashar al-Muzani ini.

Pada dasarnya dari kitab al-Mukhtasar al Muzani inilah muncul kitab-kitab besar mazhab Syafi‘i yang dikarang ulama-ulama besar mazhab yang datang kemudian. Sebagai contoh, kitab ini telah disyarahkan oleh Imam al-Juwaini al-Haramain (478H) dalam kitabnya yang berjudul al-Nihayah (Nihayah al-Mathalib fi Dirayah al-Mazhab).  Kitab al-Nihayah pula telah diringkaskan oleh muridnya Imam Abu Hamid al-Ghazali (505H) melalui kitabnya al-Basith. Kemudian al-Ghazali telah meringkaskan al-Basith  pula dalam kitabnya  yang berjudul al-Wasith. Kemudian al-Ghazali telah meringkaskan lagi kitab al-Wasith dalam kitabnya yang berjudul al-Wajiz.

Kandungan kitab ini, adalah satu himpunan isi pengajaran yang disampaikan Imam al-Syafi’i dalam sesi pengajaran beliau ketika di Mesir. Ucapan dan kata–kata al-Syafi’i tersebut dicatat dan diolah kembali oleh Imam al-Muzani menjadi sebuah kitab yang sangat besar manfaatnya kepada generasi selepasnya.








Judul Kitab : Mukhtashor al Muzani
Penulis : al Muzani
Penerbit : Dar al Kutub al Ilmiyah
Jumlah File : 1 (satu)
Bentuk File : pdf.
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Mukhtashar Al Muzani

Al Hawi Al Kabir


Kitab ini ditulis oleh Al-Mawardi. Nama lengkapnya Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad Al-Mawardi, seorang qodhi/hakim besar dalam pemerintahan Daulah Abbasiyyah. Lahirnya di Bashroh pada tahun 364 H dan hidup semasa dengan khalifah Al-Qodir Billah dan Al-Qo-im bi Amrillah. Ayahnya seorang penjual air bunga sehingga “laqob” beliau dinisbatkan kepada pekerjaan ini; Al-Mawardi. Kata Al-Mawardi berasal dari kata “ma-ul wardi” (air bunga). Beliau adalah salah seorang tokoh besar fuqoha’ Asy-Syafi’iyyah, juga pengarang terkenal kitab politik bernama “Al-Ahkam As-Sulthoniyyah”.

Kitab “Al-Hawi Al-Kabir” ini adalah syarah “matan” populer dikalangan Asy-Syafi’iyyah yang bernama “Muktashor Al-Muzani”. Kitab ini adalah salah satu dari dua syarah yang paling berpengaruh di kalangan Asy-Syafi’iyyah untuk “Mukhtashor Al-Muzani”. Kita tahu, syarah yang paling tersohor untuk “Mukhtashor Al-Muzani” ada dua, yaitu “Nihayatu Al-Mathlab” karya Imamul Haromain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini dan “Al-Hawi Al-Kabir” karya Al-Mawardi ini.







Judul Kitab : al Hawi al Kabir
Penulis : al Mawardi
Penerbit : Dar al Kutub al Ilmiyah
Jumlah File : 20 file
Bentuk File : pdf
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Al Hawi Al Kabir

Khulashotur Risalah



Kitab ini tergolong kitab hadis, lebih tepatnya kitab hadis “ahkam”, yakni kitab hadis yang khusus hanya mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dengan hukum. Jadi, kitab ini bisa dikatakan “sejenis” dengan kitab “Bulughul Marom” karya Ibnu Hajar Al-‘Asqolani (wafat 852 H) atau “Muntaqo Al-Akhbar” karya Abu Al-Barokat Ibnu Taimiyyah Al-Jadd (wafat 653 H).

Lebih dari itu, kitab ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu sumber “takhrij” hadis-hadis “ahkam” karena banyak dipakai rujukan oleh ulama-ulama hadis sesudah masa An-Nawawi.

Kitab “Khulashoh Al-Ahkam” fokus pada hadis-hadis hukum yang diambil dari kitab-kitab hadis terotorisasi seperti Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan An-Nasa-i, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Sunan Ad-Daroquthni, Sunan Al-Baihaqi, Mustadrok Al-Hakim, dan lain-lain. Hanya saja hadis-hadis hukum yang dikumpulkan An-Nawawi tidak lengkap. Beliau hanya sampai bab zakat saja. Barangkali usia An-Nawawi yang pendek (wafat dalam usia 45 th) yang membuat kitab ini tidak selesai.









Judul Kitab : Khulashotu ar Risalah
Penulis : an Nawawi
Penerbit : muassasah ar risalah
Jumlah File : 1 (satu)
Bentuk File : pdf.
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Khulashotur Risalah

Safinah An Najah

Kitab ini kadang disebut “Safinatu An-Naja” atau “Matan Safinatu An-Naja”. Nama lengkapnya “Safinatu An-Najah Fima Yajibu ‘Ala Al-‘Abdi Li Maulah” (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه). Seakan-akan dengan judul ini, pengarangnya berharap ilmu yang ditulisnya dalam kitab ini ketika diamalkan bisa menjadi perahu yang menyelamatkan pengamalnya menghadapi dahsyatnya fitnah dunia yang begitu menggoda.

Kitab ini populer bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Malaysia, Hadhromaut dan sejumlah propinsi di Yaman. Kitab ini juga digunakan di pesantren-pesantren di Haromain seperti di “Ash-Shoulatiyyah”, “Dar Al-Ulum”, dan “Madaris Al-Falah” (Falah Schools). Kitab ini juga digunakan di Afrika seperti di Tanzania, Etopia, Kenya, Somalia, Zanjibar, dan Comoro Islands.
Demikian populernya kitab ini di Indonesia sehingga dengan mudah kita akan mendapatkan berbagai terjemahannya dalam bahasa Indonesia, Melayu, Jawa dan Sunda.

Kitab “Safinatu An-Najah” adalah kitab fikih bermazhab Asy-Syafi’i. Bentuknya mukhtashor sehingga di dalamnya tidak akan ditemukan hadis-hadis atau ayat-ayat. Karena itu, kitab ini sangat cocok dan bermanfaat bagi pemula apalagi kitab ini ditulis dengan bahasa yang sangat mudah dan sangat ringkas. Kemudahan bahasa dan keringkasannya ini barangkali juga menjadi faktor yang membuat kitab ini lebih tenar di negeri ini.







Judul Kitab : Safinah an Najah
Penulis : Salim al Hadhromi
Penerbit : Darul Minhaj
Jumlah File : 1 (satu)
Bentuk File : pdf.
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Safinah An Najah

Al Yaqut An Nafis

Sebagai kitab fikih mazhab Asy-Syafi’i, pengarang menulis kitab ini dalam bentuk “mukhtashor”. Melihat masa hidup Ahmad Asy-Syathiri yang berada pada abad ke 14 H, bisa difahami bahwa kitab ini lahir setelah masa kematangan terakhir perkembangan mazhab Asy-Syafi’i. Dari sini, menjadi wajar jika nilai abstraksinya sangat tinggi dan mendapatkan perhatian serius dari ulama-ulama syafiiyyah. Bisa dikatakan kitab ini meringkas tahqiq-tahqiq ulama Asy-Syafi’iyyah muta-akkhirin sehingga dijadikan sebagai salah satu referensi penting kajian fikih mazhab Asy-Syafi’i.

Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dicerna. Tidak salah jika dikatakan “Al-Yaqut An-Nafis” adalah kitab yang berisi pembahasan fikih klasik tetapi dibahasa ulangkan dengan bahasa kontemporer.

Di antara ciri menonjol “Al-Yaqut An-Nafis” dibandingkan “mukhtashor” yang lain adalah perhatian khusus pengarang terhadap definisi-definisi istilah fikih pada awal pembahasan topik tertentu. Ahmad Asy-Syathiri selalu menjelaskan makna bahasa dan makna syar’i istilah-istilah fikih saat diperlukan. Umumnya kitab “matan/mukhtashor” tidak ada yang memberi perhatian definisi singkat seperti ini.







Judul Kitab : al Yaqut an Nafis
Penulis : Ahmad bin 'Umar asy Syathiri
Penerbit : Darul Manhaj
Jumlah File : 1 (satu)
Bentuk File : pdf.
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Al Yaqut An Nafis

Sullam at Taufiq


Ini kitab lain yang terkenal di Indonesia selain kitab “Safinatu An-Najah”. Demikian populernya kitab “Sullam At-Taufiq” (سلم التوفيق) dan “Safinatu An-Najah” sampai-sampai dalam penyebutan, keduanya diposisikan sebagai dua serangkai yang tak terpisahkan. Jika ada masyarakat yang menyebut istilah “Sullam Safinah’, maka istilah ini sebenarnya merujuk pada kitab “Sullam At-Taufiq”.

Jadi terjemahan bebas dari judul kitab ini adalah “Tangga (untuk memperoleh) pertolongan (Allah) menuju cinta Allah secara pasti/meyakinkan”. Seakan-akan pengarangnya berharap siapapun yang mengamalkan kandungan kitab ini dengan baik, maka amal salihnya itu akan mengantarkannya pada cinta Allah tanpa keraguan lagi.

Ba’alawi menulis kitab “Sullam At-Taufiq” dalam bentuk “mukhtashor”. Isinya mencakup pembahasan akidah ringkas dan hukum-hukum secara singkat. Kitab ini cocok untuk orang yang ingin belajar agama tapi punya banyak kesibukan.







Judul Kitab : Sullam at Taufiq
Penulis : Abdullah Ba'alawi
Penerbit : Sibthul Jilani
Jumlah File : 1 (satu)
Bentuk File : pdf.
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Sullam at Taufiq

Hasyiyah al Bajuri

Secara genealogis, “Hasyiyah Al-Bajuri” sebenarnya berasal dari Matan Abu Syuja’ yang sangat terkenal dikalangan Asy-Syafi’iyyah yang juga memiliki syarah yang juga sangat terkenal dan banyak dipelajari di masyarakat yang bernama “Fathu Al-Qorib’ karya Ibnu Qosim Al-Ghozzi (w.918 H).

Nah, kitab “Fathu Al-Qorib” inilah yang dibuatkan Hasyiyah oleh Al-Bajuri sehingga karyanya kemudian terkenal dengan nama Hasyiyah Al-Bajuri (حاشية الباجوري).

Hasyiyah Al-Bajuri ini populer di masyarakat karena bahasanya enak, indah dan mudah dicerna. Kemudahan bahasa ini menjadi salah satu ciri yang menonjol dari kitab ini sekaligus menjadi keistimewaannya jika dibandingkan dengan hasyiyah-hasyiyah yang lain.







Judul Kitab : Hasyiyah al Bajuri
Penulis : Ibrahim al Bajuri
Penerbit : Darul Minhaj
Jumlah File : 4 (empat)
Bentuk File : pdf/zip.
Download : Klik Disini




Catatan : * jika file terdiri dari beberapa jilid maka kami menyimpannya dalam bentuk ZIP/RAR.



READ MORE - Hasyiyah al Bajuri