Diabetes Mellitus (DM) atau yang umum dikenal dengan Kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Mengenal dan mencegah diabetes
Penyebab Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (diabetes melitus jenis 1), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes melitus jenis 2). Selain itu, terdapat jenis diabetes melitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil (diabetes melitus jenis 3)
Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan
Jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif.
Jenis 3 pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
Beberapa Solusi Mencegah Diabetes
Mengatasi Dan Mencegah Diabetes Menggunakan Pro Diabet
Mengatasi Dan Mencegah Diabetes Menggunakan Pro Diabet
Beberapa kebiasaan dan hal-hal penyebab utama diabetes, yaitu :
1. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
2. Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.
3. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.
4. Kurang tidur
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.
6. Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup atau lifestyle tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.
Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (peningkatan glukosa dalam darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Hiperglikemia adalah kelebihan kadar glukosa dalam darah. Glukosa adalah unit satuan karbohidrat yang terkecil. Dalam tubuh manusia, glukosa dipergunakan untuk membentuk energi. Jika proses dalam tubuh seimbang maka kelebihan glukosa dalam tubuh manusia tidak akan menimbulkan penyakit. Tapi jika kadar insulin rendah, atau insulin tidak diproduksi maka ini dapat menyebabkan kadar glukosa menumpuk dalam darah atau yang lebih dikenal dengan sakit gula. Sakit gula, atau yang dalam istilah medis dikenal dengan diabetes melitus, bisa dialami siapa saja, baik yang kurus atau yang gemuk, baik yang muda atau yang tua, baik wanita atau pria.
Penyebab Diabetes
Pembentukan diabetes yang utama adalah karena kurangnya produksi insulin (DM tipe 1), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (DM tipe 2). Selain itu, terdapat jenis DM yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Jenis 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan jenis 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin apabila obatnya tidak efektif. DM pada kehamilan umumnya sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
Diabetes mellitus (DM) dikenal dengan istilah penyakit kencing gula, adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sebagai akibat:
Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.
Defisiensi transporter glukosa.
Atau keduanya.
Gejala umum Diabetes
Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:
-Poliuria (sering buang air kecil)
-Polidipsia (selalu merasa haus)
-Polifagia (selalu merasa lapar)
Setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, Diabetes dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:
-Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan
-Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
-Gangguan kardiovaskular, diserati lesi membran basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron
-Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer, amputasi, charcot joint disfungsi seksual
Gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan hiperosmolar non-ketonik yang dapat berakibat pada stupor dan koma. Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera mendapatkan perawatan.
Tipe-tipe diabetes mellitus
-Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan kekurangan insulin absolute
-Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan kekurangan insulin relative
-Diabetes mellitus tipe 3 gestasional disebabakan kehamilan
Orang yang berisiko tinggi menderita Diabetes antara lain:
Berusia lebih dari 45 tahun
-Berat badan melebihi 120% Berat badan Ideal (BBI) ; BBI = (TB-100)-10%
-Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
-Ada riwayat DM pada keluarga
-Kehamilan dengan berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000gram
Diabetes mellitus tipe 1
Sel-sel beta di kelenjar pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin yang ememcah karbohidrat (glukosa) menjadi energi yang diperlukan tubuh. Ketidakmampuan tersebut disebabkan kerusakan sebagian sel-sel beta di kelenjar pankreastidak mampu memproduksi hormon insulin yang memecah karbohidrat (glukosa) menjadi energi yang diperlukan tubuh. Ketidakmampuan tersebut disebabkan kerusakan sebagaian kecil maupun sebagian besar sel beta pankreas akibat suatu penyakit atau sebab lain.
Akibatnya, pasokan insulin dari pankreas berkurang atau terhenti sehingga tubuh tidak dapat mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Untuk itu, tubuh memecah lemak untuk memperoleh energi sehingga lemak tubuh berkurang dan tubuh meenjadi kurus.
Gejala-gejala tidak pasti penyakit DM antara lain cepat lelah, mudah mengantuk, penglihatan kabur, kesemutan, hilang rasa di ujung-ujung jari, bisul hilang timbul, infeksi kulit sukar sembuuh, gatal-gatal, keputihan pada wanita, atau disfungsi ereksi pada pria.
Diabetes mellitus tipe 2
Insulin yang dihasilkan pankreas tidak mencukupi atau sel lemak dan tubuh menjadi kebal terhadap insulin. Akibatnya, distribusi glukosa ke seluruh tubuh terganggu. Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga.
Diabetes mellitus tipe 3
Penyakit diabetes jenis ini hanya terjadi selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM (Gestasional Diabetes mellitus) dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20-50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes mallitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2-5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer, penderita memerlukan pengawasan secara medis sepannjang kehamilan, karena penyakit ini berpotensi menyebabkan macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir.
Faktor resiko diabetes
Diabetes berkaitan erat dengan kejadian penyakit jantung, yaitu salah satu komplikasi kronik diabetes. Dengan mengerti dan mengelola faktor risiko yang ada dapat membantu menghindari diabetes dan penyakit jantung serta menjalani hidup yang lebih baik. Faktor risiko yang ada dibagi menjadi faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor Risiko yang Dapat Diubah
Berat badan berlebihan dan obesitas
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan yaitu:
-Makan dengan porsi yang lebih kecil
-Awali dengan makan buah atau sayuran setiap kali makan.
-Ganti snack tinggi kalori dan tinggi lemak dengan snack yang lebih sehat.
Gula Darah Tinggi
Gula darah tinggi yang tidak ditata laksana dapat menyebabkan kerusakan saraf, masalah ginjal atau mata, penyakit jantung, serta stroke. Hal-hal yang dapat menigkatkan gula darah adalah:
-Makanan atau snack dengan karbohidrat yang lebih banyak dari biasanya
-Kurangnya aktivitas fisik.
-Infeksi atau penyakit lain.
-Perubahan hormon, misalnya selama menstruasi
Stress
Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai gula darah tinggi adalah pemeriksaan gula darah puasa (GDP). Seseorang dikatakan menderita diabetes apabila kadar GDP=126 mg/dl.ap
Tekanan Darah Tinggi
Jika memiliki tekanan darah tinggi maka jantung akan bekerja lebih keras dan risiko untuk penyakit jantung dan diabetes lebih tinggi. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi apabila >140/90 mmHg. Oleh karena tekanan darah tinggi yang sering tidak disadari, maka sebaiknya selalu memeriksakan tekanan darah setiap kali melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Tekanan darah tinggi dapat ditata laksana dengan menggunakn obat anti hipertensi serta mengubah pola makan dan gaya hidup. Beberapa hal yang mudah dilakukan untuk membantu menurunkan tekanan darah adalah:
-Makan roti dan sereal padat kalori
-Periksa label makanan dan pilih makanan dengan kadar sodium kurang dari 400 mg per saji.
-Kurangi berat badan atau cegah kenaikan berat badan.
-Menghentikan konsumsi alkohol.
-Menghentikan kebiasaan merokok
-Menanyakan kepada dokter mengenai obat antihipertensi yang sesuai.
Kadar Kolesterol Tinggi
Target kolesterol yang sebaiknya dicapai adalah:
Melakukan aktivitas fisik setiap pagi.
Mempertahankan berat badan normal. Menghindari merokok.
Mengurangi berat badan atau mencegah kenaikan berat badan.
Mengganti makanan dengan dengan makanan rendah lemak dan rendah kolesterol.
Mengkonsumsi obat-obatan penurun kadar kolesterol dari dokter.
Kurangnya Aktivitas Fisik
Meningkatkan aktivitas fisik tidak harus melalui klub kesehatan, tetapi cukup dengan menambah kegiatan harian. Manfaat dari meningkatkan aktivitas fisik adalah;
-Memperbaiki kadar gula darah, tekanan darah, dan klesterol.
-Menurunkan risiko diabetes, meningkatkan energi, dan menjadikan tidur lebih baik.
-Membantu insulin bekerja lebih baik.
-Memperkuat jantung, otot, dan tulang.
-Meperbaiki peredaran darah.
-Menjaga tubuh dan sendi menjadi fleksibel.
-Membantu menurunkan berat badan secara efektif.
Merokok
Selain berbahaya bagi paru, rokok juga berbahaya bagi jantung karena:
-Menurunkan jumlah oksigen yang mencapai organtubuh sehingga dapat menyebabkan serangan jantung.
-Meningkatkan kadar kolesterol dan kadar lemak lain dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Meningkatkan tekanan darah.
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah
Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko diabetes dan penyakit jantung semakin meningkat. Kelompok usia yang menjadi faktor risiko diabetes adalah usia lebih dari 45 tahun.
Ras dan Suku Bangsa
Suku bangsa di Amerika Afrika, maerika Meksiko, Indian Amerika, Hawaii, dan sebagian Amerika Asia memiliki risiko diabetes dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Hal itu sebagian disebabkan oleh tingginya angka tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pada populasi tersebut.
Jenis Kelamin
Kemungkinan pria menderita penyakit jantung lebih besar daripada wanita. Namun, jika wanita talah menopause maka kemungkinan menderita penyakit jantung pun ikut meningkat meskipun prevalensinya tidak setinggi pria.
Riwayat Keluarga
Jika terdapat salah seorang anggota keluarga yang menyandang diabetes maka kesempatan untuk menyandang diabetes pun meningkat.
Demikian catatan mengenai Diabetes dan permasalahannya. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment