• Kajian Ihya 'Ulumiddin
  • Download Kitab Klasik
  • Lirik & Download Lagu Hadrah Albanjari
  • Kajian Kitab Nashoihul 'Ibad

PERTANYAAN UMUM TENTANG AKIDAH ASY'ARIYAH





kalau Allah dimana-mana, konsekwensinya Allah pun ada di tempat kotoran....
Maha suci Allah dari hal tersebut...
Kalau begitu Allah itu dimana ustadz?...
Di alam semesta atau diluar semesta atau bukan di keduanya?....
Malah jadi tambah gak karuan ustadz...
Kalau begitu Nabi kenapa gak jelasin bahwa Allah tidak bertempat?...
Apa Nabi menyembunyikan ilmu buat umatnya???...
Apa berani ustadz menuduh Nabi gak selesai menyampaikan ilmu Din?...
Sangat fatal dan gak masuk akal tentunya...
Kenapa berdo'a pun meminta ka atas...
Fitrah manusia ga bisa memungkiri itu...
'Afwan...

Qultu :
hehehe... santai saja ya. saya bukan musuh anda dan bukan pula orang kafir yang perlu dikerasi. Saya tak pernah mengatakan Allah di mana-mana dan saya menolak bahkan menganggap sesat para Jahmiyah yang mengatakan itu.
Jadi bagian ini kita sepakat.

Untuk pertanyaan selanjutnya. Anda bertanya Allah di mana? saya jawab bahwa Allah ada tanpa tempat sebab semua tempat itu baru, sedangkan Allah itu qidam. Kalau anda mau membantah saya dengan hadis Jariyah, maka jawaban saya sudah ada di atas. Jadi intinya pertanyaan anda seperti menanyakan di mana leher kepiting? Di mana knalpotnya mobil listrik? barang tak ada tapi ditanyakan.

Selanjutnya, apakah Allah di alam semesta atau di luar semesta atau bukan di keduanya?
Ini juga pertanyaan yang salah sebab pertanyaan ini hanya cocok anda tanyakan pada orang yang mengisbat adanya tempat bagi Allah. Silakan ajukan pertanyaan ini ke para Jahmiyah atau ke para Mujassimah, baru relevan. Kalau saya, Asy'ariyah, menafikan tempat bagi Allah jadi jangan tanya di mana Allah.

Selanjutnya, kalo begitu Nabi knp gak jelasin bahwa Alloh tidak bertempat? Itu menurut anda saja. Silakan anda perhatikan hadis ini
[كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ.[البخاري)
"Allah telah ada dan tak ada apapun selain dia"
di mana Allah menurut hadis itu?

Dalil al-Qur’an bahwa Allah tak bertempat juga ada. Salah satunya:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
[Surat Al-Hadid 3]

Mengomentari ayat ini, Imam at-Thabary menjelaskan dalam tafsirnya :
فلا شيء أقرب إلى شيء منه , كما قال (ونحن أقرب إليه من حبل الوريد)
"maka sesuatu yang lebih dekat kepada Allah dari sesuatu yang lain". Maksudnya Allah itu tak ada tempatnya sehingga tak ada barang yang bisa dibilang lebih dekat kepada Allah. Kalau Allah memang bertempat di atas, tentu Awan lebih dekat kepada Allah daripada kita. Puncak gunung lebih dekat kepada Allah dari pada lembah, dan seterusnya.

Dari hadis, Nabi Muhammad juga bersabda Senada:
اللهم أنت الأول فليس قبلك شيء وأنت الآخر فليس بعدك شيء وأنت الظاهر فليس فوقك شيء وأنت الباطن فليس دونك شيء} رواه مسلم في الصحيح.
" Engkau adalah yang pertama maka tidak ada sebelummu sesuatu apapun. dan Engkau adalah yang akhir maka tidak ada setelahmu sesuatu apapun. Dan Engkau adalah yang al-dhahir maka tidak ada di atasmu sesuatu apapun dan engkau adalah Al batin maka tidak ada di bawahmu sesuatu apapun". (HR. Muslim)

Mengomentari hadis ini, imam al-Baihaqi berkata dalam kitabnya al-Asma' was Shifat:
الذي رُوِيَ في آخر هذا الحديث إشارة إلى نفي المكان عن الله تعالى, وأن العبد أينما كان فهو في القرب والبعد من الله تعالى سواء, وأنه الظاهر, فيصح إدراكه بالأدلة, الباطن فلا يصح إدراكه في الكون في مكان. واستدل بعض أصحابنا في نفي المكان عنه – أي عن الله عز وجل – بقول النبي صلى الله عليه وسلم(أنت الظاهر فليس فوقك شيء وأنت الباطن فليس دونك شيء) وإذا لم يكن فوقه شيء ولا دونه شيء لم يكن في مكان}.
"Bagian akhir riwayat hadits ini mengisyaratkan tiadanya tempat bagi Allah dan bahwa seorang hamba di manapun berada jaraknya sama saja dari Allah. Dia adalah ad-Dhahir maka bisa dimengerti dengan dalil. Tapi Dia juga al-Bathin maka tak bisa dipahami ada di suatu tempat. Sebagian sahabat kami berdalil untuk menafikan adanya tempat dari Allah dengan hadis tersebut. Kalau di atasnya tidak ada sesuatu dan dibawahnya juga tidak ada sesuatu berarti Allah tidak ada di satu tempat"

Dalil di atas (dan banyak lainnya) sudah jelas bila anda mau berpikiran terbuka. Andai masih mau dipertanyakan mana teks yang "sharih" yang menyatakan Allah tak bertempat? maka saya juga berhak bertanya serupa, di manakah teks yang sharih bahwa Allah berlokasi di langit terpisah dari makhluknya tanpa bisa dipahami lain tapi betul-betul lokasi? dan mana pula yang sharih menjelaskan qidamun nau' seperti akidah yang dimunculkan Ibnu Taymiyah? mana pula yang sharih mengatakan bahwa Yad adalah sifat Allah yang harus dipahami secara dhahir apapun konsekuensinya?

Apakah Nabi menyembunyikan ilmu dari umatnya? Anda tak perlu menjawab ini sebab memang bukan untuk dijawab. Bahkan syarat sah dan yang membatalkan wudhu saja Nabi tak menjelaskan secara sharih ada berapa. Ini semua ranah ijtihad ulama, jangan lalu kalau tak setuju lantas mengucapkan kalimat provokatif seolah ada yang melawan atau meragukan Nabi.

Wallahu A'lam.

Sumber : Abdul Wahab Ahmad

Judul: PERTANYAAN UMUM TENTANG AKIDAH ASY'ARIYAH; Ditulis oleh pokkrembung; Rating Blog: 5 dari 5
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.

-------Berbagi Itu Indah------